LOGIKA
Makalah Filsafat Ilmu
OLEH
HENDRO TANZIL
NIM 06022681318003
DOSEN PENGAMPU
Prof. Waspodo
Dr. Somakim,M.Pd
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PASCASARJANA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam bahasa sehari – hari kita
sering mendengar ungkapan seperti : alasannya tidak logis, argumentasinya
logis, kabar itu tidak logis. Yang dimaksud dengan logis adalah masuk akal dan
tidak logis adalah sebaliknya. Ilmu kita pelajari karena manfaat yang hendak
kita ambil, lalu apakah manfaat yang didapat dengan mempelajari logika? Bahwa
keseluruhan informasi keilmuan merupakan suatu system yang bersifat logis,
karena itu science tidak mungkin melepaskan kepentingaanya terhadap logika.
Sebagai suatu ilmu yang
mempelajari metode dan hukum-hukum yang digunakan untuk membedakan penalaran
yang betul dari penalaran yang salah, logika lahir dari pemikir-pemikir Yunani
yaitu Aristoteles, Theoprostus dan Kaum Stoa. Dalam perkembangannya, logika
telah menarik minat dan dipelajari secara luas oleh para filosof. Logika juga
menarik minat filosof-filosof muslim sehingga menjadi pembahasan yang menarik
dalam masalah agama.
Logika tidak mempelajari cara berpikir dari semua ragamnya, tetapi
pemikiran dalam bentuk yang paling sehat dan praktis. Logika menyelidiki,
menyaring dan menilai pemikiran dengan cara serius dan terpelajar serta
bertujuan mendapatkan kebenaran, terlepas dari segala kepentingan dan keinginan
perorangan. Logika merumuskan serta menerapkan hukum-hukum dan patokan-patokan yang
harus ditaati agar manusia dapat berpikir benar, efisien dan teratur.
Banyak permasalahan di hadapan kita yang
dapat kita cari solusinya dengan cara menggunakan logika. Tetapi tidak semua
masalah dapat kita selesaikan dengan menggunakan logika. Apakah sah jika semua
permasalahan dalam hidup ini kita selesaikan dengan menggunakan logika? Dengan
demikian kami mengangkat logika sebagai bahan bahasan dalam makalah ini. Dengan
harapan mampu menjadi bahan bacaan yang menarik dan mengandung daya positif.
B. Rumusan Masalah
Logika adalah salah
satu cabang filsafat yang mampu membantu manusia dalam memecahkan masalahnya.
Pembahasan filsafat amat luas dan kompleks sehingga menimbulkan beberapa
pertanyaan sebagai berikut :
1.
Apakah arti dari logika sebagai salah
satu cabang dalam filsafat?
2.
Bagaimana sejarah terlahirnya logika
dalam filsafat?
3.
Apa bagian-bagian logika?
4.
Apa macam-macam logika?
5.
Apa teori logika?
6. Apakah
kegunaan logika dalam kehidupan sehari-hari?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dalam penulisan
makalah ini adalah untuk mengetahui pemahaman tentang logika secara umum dan
kegunaan logika dalam kehidupan sehari-hari
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Logika
Secara etimologi, logika diturunkan dari
kata sifat logike, bahasa Yunani, yang berhubungan dengan kata logos,yang
artinya pikiran atau perkatan sebagai pernyataan dari pikiran. Sumber lain
mengatakan logika berasal dari kata logos yang berarti perkataan atau sabda.
Istilah lainnya adalah mantiq, kata Arab yang diambil dari kata kerja nataqa yang berarti berkata atau berucap.
Pengertian
logika secara terminologi menurut beberapa ahli,
1.
Logika adalah suatu pertimbangan akal atau pikiran
yang diatur lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Jan Hendrik Rapar, (1996 :
5)
2.
Logika adalah ilmu dan kecakapan menalar, berpikir
dengan tepat.W. Poespoprodjo, Ek. T. Gilarso. (2006: 13)
3.
Logika adalah suatu metode atau teknik yang diciptakan
untuk meneliti ketepatan nenalar. Soekadijo, (1983-1994: 3)
4.
Aristoteles : logika adalah ajaran tentang berpikir
yang secara ilmiah membicarakan bentuk pikiran itu sendiri dan hukum-hukum yagn
menguasai pikiran.(Harun, 1980) Surajiyo, Sugeng Astanto, Sri Andiani(…..:10)
5.
William Alston : logika adalah studi tentang
penyimpulan, secara lebih ceramat usaha untuk mennetapkan ukuran-ukuran guna
memisahkan penyimpulan yang sah dan tidak sah.Surajiyo, Sugeng Astanto, Sri
Andiani(…..: 9)
Dari beberapa pengertian diatas dapat
diambil kesimpulan mengenai pengertian logika secara etimologi maupun
terminologibahwa logika menegaskan dua hal yang menjadi inti pengertian logika.
Pertama, logika sebagai ilmu; logika adalah elemen dasar setiap ilmu
pengetahuan. Kedua, logika sebagai seni atau ketrampilan, yakni seni atau
asas-asas pemikiran yang tepat, lurus, dan semestinya. Sebagai ketrampilan,
logika adalah seni dan kecakapan menerapkan hukum-hukum atau asas-asas
pemikiran agar bernalar dengan tepat, teliti, dan teratur.
B. Sejarah Logika
Logika
di mulai sejak Thales (624 SM – 548 SM), filsuf Yunani pertama yang
meninggalkan segala dongeng, takhayul, dan cerita-cerita isapan jempol dan
berpaling kepada akal budi untuk memecahkan rahasia alam semesta. Thales
mengatakan bahwa air adalah arkhe (Yunani) yang berarti prinsip atau asas utama
alam semesta. Saat itu Thales telah mengenalkan logika induktif.
Aristoteles
kemudian mengenalkan logika sebagai ilmu, yang kemudian di sebut logika scientica. Aristoteles mengatakan
bahwa Thales menarik kesimpulan bahwa air adalah arkhe alam semesta dengan
alasan bahwa air adalah jiwa segala sesuatu. Sejak saat Thales sang filsuf
mengenalkan pernyataannya, logika telah mulai dikembangkan. Kaum Sofis beserta
Plato (427 SM – 347 SM) juga telah merintis dan memberikan saran-saran dalam
bidang ini. Pada masa Aristoteles logika masih disebut dengan analitica, yang secara khusus meneliti
berbagai argumentasi yang berangkat dari proposisi yang benar, dan dialetika
yang secara khusus meneliti argumentasi yang berangkat dari proposisi yang
masih diragukan kebenarannya. Inti dari logika Aristoteles adalah silogisme.
Pada 370 SM – 288 SM Theophrastus, murid Aristoteles yang menjadi
pemimpin Lyceum, melanjutkan pengembangan logika. Istilah logika untuk pertama
kalinya dikenalkan oleh Zeno dari Citium 334 SM – 226 SM pelopor Kaum Stoa.
Sistematisasi logika terjadi pada masa Galenus (130 M – 201 M) dan Sextus
Empiricus 200 M, dua orang dokter medis yang mengembangkan logika dengan
menerapkan metode geometri.
Kaum Sofis, Socrates, dan Plato tercatat sebagai tokoh-tokoh yang ikut
merintis lahirnya logika. Logika lahir sebagai ilmu atas jasa Aristoteles,
Theoprostus dan Kaum Stoa. Logika dikembangkan secara progresif oleh bangsa
Arab dan kaum muslimin pada abad II Hijriyah. Logika menjadi bagian yang
menarik perhatian dalam perkembangan kebudayaan Islam. Namun juga mendapat
reaksi yang berbeda – beda, sebagai contoh Ibnu Salah dan Imam Nawawi
menghukumi haram mempelajari logika, Al-Ghazali menganjurkan dan mengangap
baik, sedangkan Jumhur Ulama membolehkan bagi orang-orang yang cukup akalnya
dan kokoh imannya. Filosof Al-Kindi mempelajari dan menyelidiki logika Yunani
secara khusu dan studi ini dilakukan lebih mendalam oleh Al-Farabi.
Selanjutnya logika mengalami masa dekadensi yang panjang. Logika menjadi
sangat dangkal dan sederhana sekali. Pada masa itu digunakan buku-buku logika
seperti Isagoge dari Porphirius,
Fonts Scientie dari John Damascenus, buku-buku komentar logika dari Bothius,
dan sistematika logika dari Thomas Aquinas. Semua berangkat dan mengembangkan
logika Aristoteles.
Untuk
menetapkan dengan pasti kapan “hari lahir” logika tidak mungkin, umumnya
diterima bahwa orang pertama yang melakukan pemikiran sistematis tentang logika
adalah filsuf besar Yunani Aristoteles (384-322 M). menarik, karena Aristoteles
sendiri tidak menggunakan istilah “logika”.
Apa yang
sekarang kita kenal sebagai logika, oleh Aristoteles dinamakan “Analitika” –
penyelidikan terhadap argumentasi-argumentasi yang bertitik-tolak dari
putusan-putusan yang benar – dan “Dialektika” – penyelidikan terhadap
argumentasi-argumentasi yang bertitik-tolak dari putusan-putusan yang masih
diragukan.“Logika’ bagi Aristoteles dan para pengikutnya tidak dikategorikan
sebagai satu ilmu di antara ilmu-ilmu yang lain. Menurut Aristoteles “logika”
adalah persiapan yang mendahului ilmu-ilmu. Atau dapat dikatakan bahwa “logika”
adalah alat (organon) untuk mempraktikkan ilmu pengetahuan.
C. Bagian-bagian Logika
Logika menurut The Liang Gie (1980)
terbagi menjadi lima bagian:
1.
Logika
makna luas dan logika makna sempit
Dalam arti sempit istilah tersebut dipakai
searti dengan deduktif atau logika formal. Sedangkan dalam arti yang lebih luas
pemakaiannya mencakup kesimpulan-kesimpulan dari berbagai bukti dan tentang
bagaimana sistem penjelasan di susun dalam ilmu alam serta meliputi pula
pembahasan mengenai logika itu sendiri.
2. Logika Deduktif dan Induktif
Logika deduktif adalah suatu ragam logika
yang mempelajari asas-asas pelajaran yang bersifat deduktif, yakni suatu
penalaran yang menurunkan suatu kesimpulan sebagai kemestian dari pangkal
pikirnya sehingga bersifat betul menurut bentuknya saja. Logika induktif
merupakan suatu ragam logika yang mempelajari asas-asas penalaran yang betul
dari sejumlah hal khusus sampai pada suatu kesimpulan umum yang bersifat boleh
jadi.
Tabel di
bawah ini menunjukkan beberapa ciri utama yang membedakan penalaran induktif
dan deduktif.
Deduktif
|
Induktif
|
Jika semua premis benar maka
kesimpulan pasti benar
|
Jika premis benar, kesimpulan
mungkin benar, tapi tak pasti benar.
|
Semua informasi atau fakta pada
kesimpulan sudah ada, sekurangnya secara implisit, dalam premis.
|
Kesimpulan memuat informasi
yang tak ada, bahkan secara implisit, dalam premis.
|
3. Logika Formal dan Material
Logika formal adalah mempelajari asas
aturan atau hukum-hukum berfikir yang harus ditaati agar orang dapat berfikir
dengan benar mencapai kebenaran. Logika material mempelajari langsung pekerjaan
akal serta menilai hasil-hasil logika formal dan mengujinya dengan kenyataan
praktis sesungguhnya. Logika material mempelajari sumber-sumber dan asalnya
pengetahuan, proses terjadinya pengetahuan dan akhirnya merumuskan metode ilmu
pengetahuan itu.
4. Logika Murni dan Terapan
Logika murni adalah merupakan suatu
pengetahuan mengenai asas dan aturan logika yang berlaku umum pada semua segi
dan bagian dari pernyataan-pernyataan dengan tanpa mempersoalkan arti khusus
dalam suatu cabang ilmu dari sitilah yang dipakai dalam pernyataan dimaksud.
Logika terapan adalah pengetahuan logika yang diterapkan dalam setiap cabang
ilmu bidang-bidang filsafat dan juga dalam pembicaraan yang menggunakan bahasa
sehari-hari.
5. Logika Falsafati dan Matematik
Logika falsafati dapat digolongkan sebagai suatu ragam atau bagian
logika yang masih berhubungan sangat erat dengan pembahasan dalam bidang
filsafat, seperti logika kewajiban dengan etika atau logika arti dengan
metafisika. Adapun logika matematik serta bentuk lambang yang khusus dan cermat
untuk menghindarkan makna ganda atau kekaburan yang terdapat dalam bahasa
biasa.
D. Macam – maacam Logika
1. Logika
Alamiah
Logika
Alamiah adalah kinerja akal budi manusia yang berpikir secara tepat dan lurus
sebelum mendapat pengaruh-pengaruh dari luar, yakni keinginan –keinginan dan
kecenderungan yang suyektif. Yang mana logika alamiah manusia ini ada sejak
manusia dilahirkan. Dan dapat disimpulkan pula bahwa logika alamiah ini
sifatnya masih murni.
2. Logika
Ilmiah
Lain halnya
dengan logika alamiah, logika ilmiah ini menjadi ilmu khusus yang merumuskan
azas-azas yang harus ditepati dalam setiap pemikiran. Dengan adanya pertolongan
logika ilmiah akal budi dapat bekerja dengan lebih tepat, lebih teliti, lebih
mudah dan lebih aman. Logika ilmiah ini juga dimaksudkan untuk menghindarkan
kesesatan atau setidaknya dapat dikurangi. Sasaran dari logika ilmiah ini
adalah untuk memperhalus dan mempertajam pikiran dan akal budi.
E. Teori Logika
Dalam teori
logika dikenal adanya suatu pernyataan atau preposition. Preposition merupakan
komponen logika dasar yang dilambangkan dengan huruf dan memiliki nilai
kebenaran Benar atau Salah. Preposition dideklarasikan
dengan sebuah kalimat tertutup yang dalam hal ini dimaksudkan sebagai suatu
pernyataan lengkap akan suatu keadaan. Dua preposition atau pernyataan ini
dapat dihubungkan dengan penghubung tertentu yang menghasilkan kalimat logika.
Interpretasi
merupakan pemberian nilai kebenaran pada setiap pernyataan atau preposition
dalam suatu kalimat logika. Sebuah kalimat logika dapat dianalisa kebenarannya
dengan aturan semantik. Aturan semantik memproses setiap hubungan-hubungan atau
pernyataan yang ada dalam suatu kalimat sehingga diketahui kebenaran dari
kalimat tersebut. Sebelum melangkah lebih jauh ke penelusuran nilai kebenaran
suatu kalimat, kita pelajari terlebih dahulu penghubung-penghubung apa yang ada
dalam suatu kalimat.
1.
Negasi (~)
Aturan negasi membalik nilai kebenaran dari suatu pernyataan. Misalnya
- p = Benar ; ~p = Salah
- q = Salah ; ~q = Benar
Aturan negasi membalik nilai kebenaran dari suatu pernyataan. Misalnya
- p = Benar ; ~p = Salah
- q = Salah ; ~q = Benar
2.
Konjungsi (p dan
q)
Merupakan hubungan dimana setiap nilai pernyataan harus benar baru kalimat tersebut dinyatakan benar.
Merupakan hubungan dimana setiap nilai pernyataan harus benar baru kalimat tersebut dinyatakan benar.
P
|
Q
|
p dan q
|
Benar
|
Benar
|
Benar
|
Benar
|
Salah
|
Salah
|
Salah
|
Benar
|
Salah
|
Salah
|
Salah
|
Salah
|
3.
Disjungsi (p atau q)
Merupakan aturan dimana bila salah satu pernyataan benar maka kalimat tersebut juga benar.
Merupakan aturan dimana bila salah satu pernyataan benar maka kalimat tersebut juga benar.
P
|
Q
|
p atau q
|
Benar
|
Benar
|
Benar
|
Benar
|
Salah
|
Benar
|
Salah
|
Benar
|
Benar
|
Salah
|
Salah
|
Salah
|
|
|
|
4.
Implikasi (Jika p maka q)
Aturan dimana setiap pernyataan anteseden benar harus memiliki konsekuen benar baru kalimat itu dinyatakan benar, dan bila anteseden salah maka kalimat itu benar untuk setiap keadaan konsekuen.
Aturan dimana setiap pernyataan anteseden benar harus memiliki konsekuen benar baru kalimat itu dinyatakan benar, dan bila anteseden salah maka kalimat itu benar untuk setiap keadaan konsekuen.
p
|
Q
|
Jika p maka q
|
Benar
|
Benar
|
Benar
|
Benar
|
Salah
|
Salah
|
Salah
|
Benar
|
Benar
|
Salah
|
Salah
|
Benar
|
5.
Equivalensi (Jika p dan hanya jika q)/ Biimplikasi
Aturan equivalensi bernilai benar bila pernyataan antesenden tepat sama nilai kebenarannya dengan konsekuennya.
Aturan equivalensi bernilai benar bila pernyataan antesenden tepat sama nilai kebenarannya dengan konsekuennya.
p
|
Q
|
Jika p dan hanya jika q
|
Benar
|
Benar
|
Benar
|
Benar
|
Salah
|
Salah
|
Benar
|
Salah
|
Salah
|
Salah
|
Salah
|
Benar
|
F. Kegunaan Logika
Logika membantu manusia berpikir lurus,
efisien, tepat, dan teratur untuk mendapatkan kebenaran dan menghindari
kekeliruan. Dalam segala aktivitas berpikir dan bertindak, manusia mendasarkan
diri atas prinsip ini. Logika menyampaikan kepada berpikir benar, lepas dari
berbagai prasangka emosi dan keyakinan seseorang, karena itu ia mendidik
manusia bersikap obyektif, tegas, dan berani, suatu sikap yang dibutuhkan dalam
segala suasana dan tempat. Selain hubungannya erat dengan filsafat dan
matematik, logika dewasa ini juga telah mengembangkan berbagai metode logis (logical methods) yang banyak sekali
pemakaiannya dalam ilmu-ilmu sebagai missal metode yang umumnya pertama dipakai
oleh suatu ilmu.
Dari uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa
kegunaan logika adalah sebagai berikut
1.
Membantu setiap orang mempelajari logika
untuk berpikir secara rasional, kritis. Lurus dan tetap.
2.
Tertib, metodis, dan menjaga kita supaya
selalu berpikir benar.
3.
Meningkatkan kemampuan berpikir abstrak,
cermat dan objektif.
4.
Menambah kecerdasan dan meningkatkan
kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri.
5.
Memaksa dan mendorong orang untuk
berpikir sendiri dengan menggunakan asas-asas sistematis.
6.
Meningkatkan cinta akan kebenaran dan
menghindari kesalahan-kesalahan berpikir kekeliruan serta kesesatan.
7.
Mampu melakukan analisis terhadap suatu
kejadian.
8.
Sebagai ilmu alat dalam mempelajari ilmu
apapun, termasuk filsafat.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari
pembahasan materi di atas, dapat kita simpulkan bahwa logika berasal dari
bahasa latin yaitu dari kata logos berarti pikiran atau perkataan sebagai pernyataan
dari pikiran, dan secara umum logika adalah ilmu yang mempelajari metode dan
hukum – hokum yang di gunakan untuk membedakan penalaran yang betul dari
penalaran yang salah. Logika menyelidiki, menyeleksi, dan menilai pemikiran
dengan cara serius dan terpelajar serta bertujuan untuk mendapatkan kebenaran,
terlepas dari segala kepentingan dan keinginan perorangan. Logika merumuskan
serta menerapkan hukum - hukum dan patokan - patokan yang harus ditaati agar
seseorang dapat berpikir benar, efisien, sistematis, dan teratur. Dengan
demikian ada dua obyek penyelidikan Ilmu Logika (Ilmu Mantiq), Pertama,
Pemikiran sebagai obyek material juga dikenal dengan nama Logika Material dan
yang kedua, patokan-patokan atau hukum - hukum berpikir benar sebagai obyek
formalnya, yang disebut logika formal.
Pemikiran
yang benar dapat dibedakan menjadi dua bentuk berbeda secara radikal yakni dari
cara berpikir umum ke khusus (deduktif) yaitu cara berpikir yang dipergunakan
dalam logika formal yang mempelajari dasar – dasar persesuaian (tidak adanya
pertentangan) dalam pemikiran dengan menggunakan hukum - hukum, rumus - rumus,
patokan - patokan berpikir benar, dan dari cara berpikir khusus ke umum
(induktif) yaitu cara berpikir yang dipergunakan dalam logika material yang
mempelajari dasar – dasar persesuaian pikiran dengan kenyataan (penyesuaian
idealita dengan realita).
B. Saran
Dengan
membaca makalah ini penulis berharap semoga pembaca dapat berfikir tepat dan
benar sehingga terhindar dari kesimpulan yang salah dan kabur. Setidaknya
dengan makalah ini, ada semacam pencerahan intelektual dalam menyuguhkan
motivasi yang intrinsik untuk segera mempelajari ilmu logika sehingga kita
dapat meminimalisasi kesalahan dalam berfikir.
Tentunya,
dalam makalah ini akan ditemukan kelemahan-kelemahan atau bahkan kekeliruan.
Dengan itu, penulis sangat berharap adanya masukan dari pembaca dan kritik
konstruktif sebagai upaya pembangunan mental guna penyelesaian pada
makalah-makalah selanjutnya. Dan, hal itu penulis harapkan dengan kerendahan
hati dan ketulusan jiwa.
DAFTAR PUSTAKA
JE. 2010. Pengertian logika
http://alqonews.wordpress.com/2010/08/20/pengertian
-logika/
Fisip. 2008. Dasar-dasar logika
http://fisip8.wordpress.com/2009/11/01/dasar-dasar
logika/
Baharuddin
Amyasi. 2008. Logika:Pengertian, Sejarah
dan Urgensinya
http://baharudin-amyasi.blogspot.com/2008/12/logika-pengertian-sejarah.dan.html.
Triyadi,…Pengertian Logika
http://www.scribd.com/doc/57575160/PENGERTIAN